jalan-jalan terus, kapan nikah?

October 06, 2018

'jalan-jalan terus, nggak kelihatan kerja padahal, uangnya nggak mau dipakai buat nikah aja?'
sering dapet pertanyaan atau pernyataan seperti itu, yang awalnya cuek sekarang jadi agak malas juga.


pertama, saya kerja walaupun kelihatannya seperti main-main. tetep saya kerja ya secara profesional, bisa kena stress juga kalau ada yang nggak beres. kedua, nggak sering kok saya jalan-jalannya, setahun juga sekali atau mentok dua kali bareng partner kerja. nggak lain buat upgrade semangat. itupun nggak jauh, paling cuman ke luar kota yang deket-deket aja.
kalau yang ke thailand kemarin, emang udah diniatin tahun ini harus pergi ke luar negeri. karena udah ada niat dari awal, alhamdulillah tabungan ya ada. tenang aja, saya bukan tipe orang yang niat-niat doang kok.

bicara soal tabungan, saya punya 3 rekening berbeda untuk saving. rekening pertama, untuk kerjaan dan keluar masuk uang. ini rekening yang paling sering dipakai, selain untuk bayar ini itu, rekening ini juga dipakai untuk keperluan beli online atau bayar debit. rekening kedua, saya pakai untuk saving budget liburan. tiap minggu menyisihkan sekitar 100-200 ribu untuk diisi ke rekening ini. karena memang diniatkan untuk liburan, sengaja saya pilih yang mendukung visa, ini membantu sekali lho waktu saya di thailand. rekening ketiga, yang terakhir nih saya pakai buat saving kebutuhan jangka panjang dan amat sangat mendesak. tabungan ini pokoknya nggak boleh diambil. kecuali bener-bener mendesak. tabungan ini sih niatnya buat (ehem) buat keperluan nikah

tapi jangan bayangin tabungan nikah saya banyak, karena sesungguhnya tabungan yang terakhir itu remahan dari sisa-sisa kasih uang ke emak, belanja bulanan keperluan rumah, bayar bpjs kelas 1 untuk 4 orang, beli ini itu untuk kewarasan diri sendiri, tabungan liburan dan ngasih ke yang harus dikasih.

saya juga nggak mau terlalu keras sama diri sendiri untuk masalah biaya nikah. karena pada dasarnya saya nggak pengen pake pesta-pestaan waktu nikah nanti. ini udah saya bilang ke emak dan bapak (waktu beliau masih ada) untuk urusan nikah pengennya akad dan makan-makan keluarga dan sahabat dekat aja. untuk keluarga besar dan tetangga cukup kasih nasi kotak. alhamdulillah mereka mendukung dan malah maunya mereka juga sama seperti itu. pokoknya yang penting sah di mata agama dan negara. di mata netijen dan tetangga mah bodo amat

bukan saya memandang buruk yang ngadain pesta gede-gedean buat pernikahannya ya, bukan. saya paham ada orang yang pengen hari spesial yang sekali seumur hidup itu harus dibikin seindah dan semewah mungkin. ya nggak salah juga namanya juga kebahagiaan yang dirayakan. apalagi yang dari orang tuanya sendiri, yang mau melepas anak kesayangannya dengan dipestain, saya yakin ada cinta yang nggak main-main di sana. wajar. makanya saya juga nggak suka sama yang bilang 'nikah mahal-mahal,mewah-mewah akhirnya cerai juga' orang normal siapa sih yang mau nikah cuma buat cerai? nggak ada. yang nikah mewah terus cerai, ada. yang nikah sederhana berakhir cerai juga ada. bukan masalah di pestanya, tapi di orangnya

makanya saya nggak mau ngoyo untuk tabungan pernikahan. sampai-sampai saat ini tabungan liburan saya aja isinya lebih banyak lho daripada tabungan nikah. hahaha

kalau disuruh milih ada uang banyak untuk biaya nikah mewah atau untuk yang lain, saya kepikiran uangnya buat ikut workshop atau pelatihan communication, conflict atau anger management untuk pasangan. saya pikir itu akan jaaaaauuuuuh lebih bermanfaat untuk saya (dan calon pasangan) nanti. gimanapun mau visi misi sama aja nggak cukup, cara untuk mencapai visi misi itu jauh lebih susah. cara untuk mencapai visi misi pasangan yang paling utama menurut saya ya komunikasi. tapi komunikasi yang efektif ke pasangan nggak mudah. dari pengalaman saya, sering saya pengen bilang A ditangkapnya B sama (mantan) pasangan, pun sebaliknya. gimana cara ketemunya kalau gitu. itu baru sesimple komunikasi lho belum management konflik dan emosi.

masalahnya nemuin calon pasangan yang satu frekuensi, yang mau berfikir kalau communication, conflict atau anger management untuk pasangan itu penting (juga yang saya suka sama dia dan dianya juga suka sama saya) susah coy.
saya nggak mau berjuang sendirian, saya butuh teman untuk belajar bersama. saya 27 tahun depan dan belum nemu juga ini. doain cepet ketemu ya

akhir kata kalau kamu ada temen yang keliatannya hidupnya jalan-jalan terus belum juga nikah, instead of bilang 'jalan-jalan terus, nggak kelihatan kerja padahal, uangnya nggak mau dipakai buat nikah aja?' ganti deh dengan 'gimana cara atur uang biar bisa jalan-jalan terus dan nabung buat nikah?' dan doain biar dia cepet ketemu pasangannya. lagian kenapa juga sih tanya-tanya soal nikah, belum tentu juga kamu diundang, kan? ehe.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Part of

Blogger Perempuan