SELF LOVE
February 25, 2019
Beberapa
tahun terakhir, kampanye self love ini gencar sekali di media sosial. Saya salah
satu korbannya dan setelah merasakan sendiri, self love ini penting banget lho
ternyata. Self love, yang dalam bahasa indonesianya adalah mencintai diri
sendiri nyatanya masih banyak (terutama perempuan) yang belum bisa
mengaplikasikannya.
Self love itu semacam bentuk apresiasi dan rasa cinta
kepada diri sendiri. Sounds familiar? Yes, tapi apa semudah itu? Saya pribadi
dulu dan terkadang sekarang juga masih kesulitan dalam hal ini. Setan
insecure masih suka datang bikin sedih dan nggak puas pada diri sendiri,
padahal self love adalah keadaan kita menerima dan bahagia atas segala sesuatu
yang menempel pada diri kita.
Jadi gimana cara awal untuk mencintai diri sendiri? Berdasarkan yang sudah saya praktekkan selama ini, langkah pertamanya adalah mengenal diri sendiri. Percaya atau tidak banyak dewasa umur 20-an, 30an dan bahkan di atas itu tidak tahu apa yang dia suka, apa yang dia tidak suka, apa hobynya, lagu apa yang disuka, warna apa yang disuka, warna apa yang tidak disuka.
Jadi gimana cara awal untuk mencintai diri sendiri? Berdasarkan yang sudah saya praktekkan selama ini, langkah pertamanya adalah mengenal diri sendiri. Percaya atau tidak banyak dewasa umur 20-an, 30an dan bahkan di atas itu tidak tahu apa yang dia suka, apa yang dia tidak suka, apa hobynya, lagu apa yang disuka, warna apa yang disuka, warna apa yang tidak disuka.
Sedangkan kalau ditanya
soal pasangan atau anaknya dia lebih paham dan hafal di luar kepala. Dia lebih
mengenal orang lain daripada diri sendiri, sedihnya orang yang akan tetap ada
waktu orang lain pergi bukan pasangan atau anak, tapi dirinya sendiri. Ironis
kalau satu-satunya teman paling setia yang akan bertahan paling akhir itu tidak
dikenal dengan baik kan?
Jadi untuk
mulai mencintai diri sendiri harus mulai dengan kenal diri sendiri dulu. Perlakukan
diri sendiri sebagai entitas yang lain yang perlu kamu hormati dan jaga. Mulai yang paling mudah deh, dari penampilan, kesehatan,
dan semua aspek kehidupan. Nggak ada salahnya untuk mulai merawat diri sendiri,
belikan dirimu produk perawatan kulit. Kenali dirimu sendiri, apa yang dibutuhkan
kulitmu, apa kulitmu kering atau berminyak? Masalah apa yang mau diberesin di
kulit, apakah jerawat, kusam atau pori besar? Pelajari dulu kulitnya, cari
referensi skincare yang dibutuhkan dan sesuai dana yang dipunya, sisihkan waktu
untuk diri sendiri setiap malam melakukan skincaring. Perlakukan diri sendiri
sebagai orang lain yang ingin kamu mau rawat sendiri.
Setelah itu
bisa bertahap belajar memakai make up, tidak perlu harus mahir seperti MUA-MUA
di luar sana, cukup tahu gimana caranya memakai foundation, bb cream, bedak
tabur dll jadi sewaktu-waktu diperlukan kamu nggak perlu bingung bergantung
pada orang lain. Memakai baju yang bagus, pantas dan wangi juga salah satu cara
untuk mencintai diri sendiri. Jahat kalau kamu membiarkan dirimu seperti orang
yang tidak terurus padahal kamu seharusnya bisa lebih dari itu.
Kalau sudah
lancar bisa lanjut ke step yang lainnya, misalnya dengan jaga pola makan dan
jaga kesehatan. Yang bisa diupayakan, upayakan. Yang biasanya ngemil snack yang
nggak sehat, pelan-pelan ganti ngemil buah. Yang biasanya minum minuman
kemasana, ganti air putih biar lebih sehat. Yang biasanya waktu luang nggak
ngapa-ngapain, coba daftar les renang. Bukan, bukan buat orang lain, tapi buat
diri sendiri. Bikin sendiri sehat dan happy.
Tahap ketiga masih soal pengenalan diri sendiri adalah tahu apa yang disuka. Kalau kamu suka masak, coba-coba masak ini itu, follow banyak selebgram dapur, coba resep-resep baru dan posting di instagram hasil masakanmu. Bukan untuk mengimpress orang lain tapi untuk apresiasi diri kamu bisa bikin ini itu sendiri.
Tahap ketiga masih soal pengenalan diri sendiri adalah tahu apa yang disuka. Kalau kamu suka masak, coba-coba masak ini itu, follow banyak selebgram dapur, coba resep-resep baru dan posting di instagram hasil masakanmu. Bukan untuk mengimpress orang lain tapi untuk apresiasi diri kamu bisa bikin ini itu sendiri.
Kamu suka
baca, coba ikut dan aktif di forum-forum diskusi penulisan, buat review buku yang
disuka, tulis di blog atau forum review lainnya. Kamu suka nyanyi, coba install
soundcloud, posting sesuatu di sana misalnya seminggu sekali. Mulai ikut
komunitas sosial, kenal lebih banyak orang di luar lingkup yang biasa, paksa
diri agar lebih punya nilai di mata sendiri dengan macam–macam kegiatan yang
kamu suka.
Setelah tahu
apa yang disuka, wajib juga tahu apa yang tidak disuka dan berani menolak hal
nggak sesuai dengan preferensi pribadi kamu. Misalnya di suatu forum yang saya
adalah ‘ketua’ saya nggak suka dipanggil dengan sebutan ‘kepala’ dan
sebagainya, jadi saya bilang ‘saya nggak mau dipanggil itu,saya nggak nyaman’. Dengan
saya bilang kaya gitu, anggota lain tahu kalau saya nggak nyaman dan mereka
nggak nyebut saya dengan sebutan itu lagi, sebagai team kami jadi bisa lebih
baik ke depannya. Beda lagi kalau saya nggak ngomong, saya bisa terus-terusan
nggak nyaman, akhirnya kerja asal-asalan, jadi sebel ke teman-temen yang lain
padahal mereka nggak tahu salahnya di mana.
Contoh lain
misalnya di lingkungan kerja, ada orang yang bercandanya nggak sopan atau
seksis ke kamu, coba bilang kalau candaannya itu nggak lucu. Bilang kalau kamu
nggak suka. Coba belajar untuk melindungi dan tegas pada diri sendiri nggak
pernah salah kok. Mungkin bagi sebagian orang hal ini sesuatu yang sulit, apalagi
dengan budaya pekewuh yang kental banget. Tapi masak iya mau terus-terusan
mengorbankan diri sendiri padahal kalau ngomongpun bisa selesai dengan
baik-baik?
Setelah
melakukan semua itu, jangan lupa melakukan apresiasi pada diri sendiri. Misal nih,
sebulan full ikut kelas renang atau zumba tanpa absen, bisa deh kasih hadiah ke
diri sendiri berupa lipstik baru. Atau sudah berhasil minum 2 liter air putih
selama seminggu penuh, kasih hadiah ke diri sendiri dengan beli es krim atau
cokelat. Tidak perlu mahal, yang penting hadiah itu adalah sesuatu spesial yang
kamu suka dan tidak setiap hari didapat.
Memang bisa
ya dengan semua hal di atas itu otomatis membuat kita jadi mencintai diri
sendiri atau self love? Saya sih percaya, cinta atau sayang itu hadir karena kita
membiarkan diri kita berinvestasi ke orang tersebut. Saya suka nih sama orang
(misalnya) saya jadi stalking akun media sosialnya, saya nyari tahu mantan-mantannya,
nyari tahu tanggal lahirnya, saya nyari tahu lagu apa yang dia suka, saya coba
dengerin lagu yang dia suka, saya chat dia, saya ajak ngobrol dia, dsb. Di sini
saya investasi baaanyaaaak banget ke dia, mulai dari waktu dan usaha yang saya
keluarkan untuk nyari tahu soal dia sampai kuota untuk sekedar tanya ‘gimana
kamu hari ini?’ saya kasih perhatian ke dia.
Nah, yang ada saya tambah suka atau sayang seiring bertambahnya investasi yang saya keluarkan. Coba sekarang kalau saya nggak perhatian ke dia, saya nggak coba nyari tahu apapun tentang dia, saya sama sekali nggak ngelakuin apapun. Pelan-pelan juga saya akan lupa kalau dia, orang yang saya taksir, pernah ada.
Nah, yang ada saya tambah suka atau sayang seiring bertambahnya investasi yang saya keluarkan. Coba sekarang kalau saya nggak perhatian ke dia, saya nggak coba nyari tahu apapun tentang dia, saya sama sekali nggak ngelakuin apapun. Pelan-pelan juga saya akan lupa kalau dia, orang yang saya taksir, pernah ada.
Sama rumusnya
dengan mencintai diri sendiri, kalau kita fokus ke diri sendiri, menjadikan
diri sendiri pribadi yang lebih baik DEMI diri sendiri, berinvestasi
banyak-banyak ke diri sendiri, sampai nggak ada waktu buat iri ke orang lain,
pelan-pelan pasti bisa.
Tapi kayaknya
perlu saya ingetin kalau mencintai diri sendiri juga pasti ada ups and
downsnya, ada kalanya kita merasa payah dan nggak berguna. Ada kejadian yang
bikin terjatuh dan sulit bangkit lagi, sebagai manusia, itu wajar banget asal
jangan kelamaan dan berakhir jadi racun buat diri sendiri. Ingat, kamu pantas
dicintai, setidaknya bagi dirimu sendiri.
Jadi, sudah
siap kamu untuk mencintai dirimu sendiri mulai hari ini?
0 comments